Bank Sentral Korea mengaku tidak tertarik merilis mata uang digitalnya
sendiri. Menurut pengujian yang baru mereka lakukan, uang tersebut
memiliki banyak dampak negatif.
Bank of Korea (BoK) memperingatkan bahwa mata uang digital
yang didukung negara secara resmi akan mengancam stabilitas keuangan
nasional. Dalam sebuah laporan, Bank sentral Korea Selatan
tersebut mengatakan jika uang digital bank sentral atau CBDC (Central
Bank Digital Currency), dapat berakibat buruk pada likuiditas dan
pengaturan suku bunga.

Sekilas Tentang Asal-Usul CBDC Dan Perkembangannya
Transaksi cashless (tanpa uang tunai) telah melonjak di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Bitcoin misalnya, diciptakan untuk menantang sistem keuangan konvensional dan mengembalikan kepemilikan uang kepada rakyat.
Akan tetapi, visi itu tidak disenangi oleh para pakar keuangan global
yang masih percaya pada sistem konvensional. Karena itu, tidak
mengherankan jika banyak ahli menyuarakan pandangan negatif mereka
tentang kripto, dan menyerukan regulasi yang lebih ketat untuk mengatur
penggunaannya.
Selain regulasi terhadap kripto yang sudah ada, salah satu alternatif
yang dihadirkan untuk menghadapi "tantangan" Bitcoin dkk. adalah CBDC. Dibangun di Blockchain, CBDC biasanya dikeluarkan oleh pihak bank sentral dan bisa difungsikan seperti uang fiat.
Bank Sentral yang melirik potensi CBDC kebanyakan ingin menarik minat
masyarakat penggemar teknologi Blockchain, tapi tetap melakukannya di
dalam koridor pengaturan dan pengawasan konvensional. Beberapa contoh
Bank Sentral yang sudah lama diberitakan berminat menerbitkan CBDC
adalah Bank of England (BoE) dan People's Bank of China (PBoC).
Bank of Korea Sudah Melakukan Pengujian
Pada akhir Januari lalu, Bank of Korea telah mengungkapkan bahwa mereka tidak tertarik untuk mengeluarkan mata uang digital yang didukung pemerintah dalam waktu dekat. Selain karena risikonya, mereka menilai jika tidak ada kebutuhan mendesak untuk mengorbitkan CBDC.
Sekarang, Korea Selatan justru sedang melakukan studi tentang
bagaimana penerapan CBDC di ekosistemnya, dengan menekankan risikonya
terhadap likuiditas dan suku bunga. Hasilnya, BoK menyimpulkan bahwa penggunaan CBDC dalam sistem keuangan Korsel hanya akan memicu lonjakan suku bunga dan krisis likuiditas.
Menurut sebuah artikel surat kabar yang diterbitkan di Korea Times pada awal Februari ini, BoK menjelaskan bahwa:
"Pengenalan CBDC akan menggantikan setoran permintaan yang dipegang oleh bank komersial lokal. Lebih lanjut, orang-orang kemungkinan akan lebih memilih mata uang kripto yang disponsori negara, yang mereka anggap lebih aman daripada unit fiat dan domestik."
Penemuan ini membuat salah satu penulis laporan BoK yang bernama Kwon
Oh-ik, berpendapat jika Bank Sentral harus lebih berhati-hati dan
menganalisis setiap konsekuensi negatif dari penerbitan CBDC.